Desa Timbul Sloko di Uber Segoro
dibuat Oleh Muhammad Iqbal Hadi dan Yehezkiel Steferd Kristo
Timbul Sloko merupakan sebuah desa di kecamatan sayung kabupaten Demak, Jawa Tengah yang hampir tenggelam akibat invasi air laut dari pantai utara Jawa yang menuju ke daratan. Desa ini menjadi salah satu wilayah di sepanjang pantai utara Jawa atau Pantura yang terdampak paling parah akibat naiknya air laut ke daratan. desa di pesisir Pantura ini yang antar rumah dihubungkan dengan jembatan kayu sebagai sarana untuk saling berkunjung dengan tetangga yang pada artinya adalah sudah tidak ada lagi daratan ditimbulkan dan hanya air laut. Penyebab dari naiknya permukaan air laut dikarenakan terkait pembangunan di sepanjang kota pesisir utara Jawa terutama di kota Semarang yang terus memberikan dampak. Pembangunan terus dimasukkan akan semakin menurunkan muka tanah selain itu kemungkinan kebutuhan akan air tanah juga meningkat sehingga terjadi penyedotan air tanah dalam jumlah besar yang menurunkan muka tanah
Menurut data yang dihimpun dari berbagai sumber, sekitar tahun 2012 ketika itu air rob yang mengenai daratan ini tidak terlalu tinggi dan hanya sekitar 10 sampai 15 cm dan itupun tidak setiap saat, artinya rob hanya mengenai di waktu tertentu saja dan kemudian bisa surut data tersebut adalah kondisi timbulnya dalam rentang waktu 10 tahun yang lalu lantas seperti apa kondisi timbul sloko kini. Untuk saat ini rob yang menggenangi wilayah timbul sloko ini ketinggiannya berkisar antara 70 cm sampai 1 m bahkan di beberapa titik ada yang mencapai 1,5 m kondisi ini jelas semakin parah bila dibandingkan dengan kondisi ketika tahun 2012
Banyak rumah yang sudah ditinggalkan pemiliknya bahkan beberapa rumah sudah hancur atau memang sengaja dihancurkan terlebih dahulu sebelum ditinggalkan dan warga yang masih saat ini belum meninggalkan rumahnya dan memilih untuk beradaptasi dengan membuat lantai semi permanen yang permanen yang tinggi dari papan. Jalan untuk mobilitas warga adalah jalan yang terbuat dari papan kayu dan bambu
Pemerintah seharusnya lebih memperhatikan terkait dengan isu-isu yang terjadi pada desa-desa di Demak yang telah tenggelam. pemerintah harus mulai bergerak mengkaji dan melahirkan kebijakan yang berkelanjutan agar desa pesisir ini tidak tenggelam tetapi pada sayangnya sudah telat dikarenakan desa bedono telah tenggelam dan kini masih ada kesempatan kedua untuk mencegah desa timbul seloko menyusul desa bedono
Dampak
1. Dengan kondisi ini maka jelas banyak warga yang kehilangan sumber ekonominya terutama sekali adalah mereka yang mengandalkan ekonomi budidaya seperti pertanian dan tambak
2. kedua anak-anak kehilangan tempat bermainnya sebab sejatinya masa kecil seseorang berada di daratan tidak bisa dilepaskan dari tanah tempat berpijak kondisi ini mengharuskan anak-anak tumbuh seloka bermain-main dengan melibatkan air
3. terganggunya akses pendidikan dasar setempat dari penuturan anak-anak yang selimuran banyak diantara mereka yang bersekolah di luar timbul sloko
4. Keempat timbulnya rasa cemas dan was-was dalam masyarakat timbul sloko Dikarenakan memang sulit untuk dihindari dalam besarnya kemungkinan makin tingginya permukaan air laut.
Respon pemerintah
Sampai saat ini, disayangkan bahwasanya ketidak seriusan pemerintah dalam menanggapipermasalahan ini. Timbulsloko hanya berjarak 20 km dari kantor bupati Demak, dan hanya 24 km dari kantor gubernur Jawa Tengah. masalah Timbulsloko telah menahun, bukan baru muncul di era ini. Maka dari itu pemerintah seakan akan diam dan tutup mata terhadap permaslahan yang ada di timbulsloko ini.