Polusi di Jakarta sedang menggarang, Bagaimana dengan Semarang?

Walah Unnes
3 min readSep 6, 2023

--

Di buat oleh : Rahman Ardiansyah dan Yehezkiel Steferd Kristo

Fenomena polusi udara yang ada di Jakarta membuat pemerintah dan masyarakat cemas. Tetapi banyak yang melupakan bahwa Semarang juga termasuk kota Besar dan salah satu ibu Kota Provinsi, Karakteristik dan dinamisme masyarakatnya juga mirip dengan Jakarta, lalu bagaimana Keadaan Polusi di Semarang?

Baru baru ini Jakarta dilanda dengan memburuknya indeks kualitas udara. IQAir mencatat bahwa Jakarta memiliki indeks kualitas udara dengan poin 175 dengan Polutan PM 2.5. Konsentrasi ini 21x lebih tinggi dari nilai panduan kualitas udara tahunan menurut WHO.

Polusi yang memburuk berdampak langsung pada Kesehatan, salah satunya berdampak pada organ pernafasan seperti paru-paru. Kualitas udara yang memburuk membuat Masyarakat rentan terserang infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Faktor terbesar dari memburuknya kualitas udara ini disebabkan oleh penggunaan bahan bakar berjenis fossil, PLTU batubara yang berada si sekitar kota, serta pembakaran sampah. Polusi udara ini juga di perparah adanya kemarau berkepanjangan yang membuat zat polutan tersebut mengendap di udara dengan waktu yang lama

Alhasil zat-zat tersebut terus menunpuk membuat udara kian memburuk. Lalu bagaimana di Kota Semarang, Ibu kota Provinsi Jawa Tengah ini memiliki pola perkembangan kota mirip dengan Jakarta. Sama- sama kota besar yang syarat akan industry, memiliki jumlah penduduk yang padat serta mobililasi masyarakat yang tinggi.

Maka dari itu Kota Semarang memiliki ancaman yang serius terhadap polusi udara ini, tetapi sejauh mana kondisi polusi udara di Kota semarang perlu ditinjau ulang.

Semarang juga tak jauh dari ancaman polusi udara yang kian menggarang. Berdasarkan catatan IQAir di sepanjang bulan agustus saja, indeks kualitas udara di Semarang paling tinggi berada di poin 144 dan paling rendah berada di poin 80 pada tanggal 17 agustus 2023. Poin tersebut menunjukan bahwa Kota Semarang telah masuk ke kategori sedang hingga sensitif bagi warga masyarakat yang rentan seperti bagi anak dan orang yang memiliki riwayat penyakit seperti asma dan ISPA

Sekalipun tingkat kualitas udara di Kota Semarang dapat dikatakan lebih baik dibandingkan wilayah Ibukota Jakarta, hal ini tidak dapat menjadikan kita sebagai masyarakat secara khusus warga Kota Semarang untuk diam dan tidak memperdulikan kondisi dan kualitas udara di Kota Semarang.

Bertepatan dengan Hari Udara Bersih Internasional untuk Langit Biru atau International Day of Clean Air for blue skies tahun 2023 mari kita jadikan momen ini untuk membuat dan melaksanakan komitmen bersama untuk menjalankan gaya hidup ramah lingkungan beberapa cara yang dapat dilakukan diantaranya:
1. Mengurangi pemakaian kendaraan bermotor dengan beralih ke transportasi umum atau berjalan kaki jika menempuh jarak perjalanan yang dekat
2. Menerapkan 3R atau Reuse-Reduce-Recycle serta menghindari pengelolaan sampah dengan cara dibakar
3. Menggunakan produk ramah lingkungan
4. Menanam pohon

Selain itu, pemerintah juga harus memikirkan langkah yang tepat serta menegakan peraturan mengenai pengolahan limbah dan emisi. Semua lini baik masyarakat, pemerintah, dan instansi terkait harus memperhatikan kualitas udara sebuah kota karena dapat mempengaruhi kesehatan masyarakat di kota tersebut.

--

--

Walah Unnes
Walah Unnes

Written by Walah Unnes

Media Informasi Kementerian Lingkungan Hidup BEM KM UNNES 2022

No responses yet